Sabtu, 06 November 2010

Pencegahan dan Pengobatan Flu Burung


A. PADA HEWAN TERNAK

Beberapa langkah yang ditempuh dalam pencegahan flu burung pada hewan ternak antara lain:

1. Biosekuriti

Stretegi utama yang harus dilaksanakan adalah meningkatkan biosekuriti. Tindakan karantina atau isolasi harus diberlakukan terhadap peternakan yang tertular. Kondisi sanitasi di kandang-kandang, lingkungan kandang, maupun para pekerja harus sehat.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam usaha ini antara lain sebagai berikut:
a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak, produk unggas, pakan kotoran, bulu dan alas kandang.
b. Peternak dan orang yang hendak memasuki peternakan ayam atau unggas harus menggunakan pakaian pelindung seperti masker, kaca mata plastic, kaos tangan, dan sepatu.
c. mencegah kontak antar unggas dengan burung liar atau burung air, tikus, dan hewan lain.
d. Melakukan densifeksi terhadap semua bahan, sarana, dan prasarana peternakan, termasuk bangunan kandang.
e. Menggunakan jenis densifektan yang sudah direkomendasikan seperti asam perasetat, hidroksi peroksida, sediaan ammonium kuartner, formaldehis, kalium hiperklorit.

2. Depopulasi

Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan yang tertular virus flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas.

Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung adalah menyembelih semua unggas yang sakit dan unggas sehat dalam satu kandang (peternakan). Dapat juga dilakukan dengan cara disposal yaitu membakar dan mengubur unggas yang mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta bahan peralatan yang terkontaminasi.

Pada dasarnya, jika timbul kasus flu burung di suatu daerah dan telah didiagnosa secara klinis, patologi anatomis, dan epidemiologis serta dikonfirmasi secara laboratories maka harus dilakukan pemusnahan secara menyeluruh, yaitu memusnahkan seluruh ternak yang sakit maupun sehat pada peternakan tertular dan juga tehadap semua unggas yang berada dalam radius 1 km dari peternakan tertular tersebut. Untuk pengisian kembali (restocking) unggas ke dalam kandang dapat dilakukan paling cepat 1 bulan setelah dilakukan pengosongan kandang dan telah selesai dilaksanakan semua tindakan dekomtaminasi dan disposal sesuai prosedur.

3. Vaksinasi

Proram vaksinasi merupakan tindakan kedua yang dipilih oleh indonesia dalam penanggulangan avian influenza. Vaksinasi dilakukan pada semua jenis unggas sehat, terutama di daerah yang telah diiketahui ada virus flu burung. Ini dilakukan untuk memberikan kekebalan pada ayam supaya tidak mudah terinfeksi virus dan tidak mudah tertular.

Vaksin yang digunakan harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan menurut peraturan perundangan yang berlaku. Kemudian vaksin yang digunakan dan boleh diedarkan adalah vaksin yang mendapat nomor registrasi departemen pertanian.

Vaksin yang digunakan adalah vaksin in aktif (killed vaccine). Adapun program vaksinasi pada unggas adalah:

a. Untuk ayam petelur

- Umur 4-7 hari = 0,2 ml dibawah kulit pada pangkal leher.
- Umur 4-7 minggu = 0,5 ml dibawah kulit pada pangkal leher.
- Umur 12 minggu = 0,5 ml di bawah kulit pada pangkal leher atau pada otot dada.
- Setiap 3-4 bulan diulang = 0,5 ml pada otot dada.

b. Untuk ayam pedaging
Pemberian vaksin dilakukan pada umur 4-7 hari dengan dosis 0,2 ml di bawah kulit pada pangkal leher.

c. Untuk unggas lain
Program vaksinasi disesuaikan dengan petumjuk yang tercantum pada etiket masing-masing produsen.

4. Sosialisasi

Sosialisasi tentang penyakit flu burung dilakukan dengan penyuluhan ke peternakan dan masyarakat di masing-masing daerah. Agar warga disekitar lokasi peternakan mengerti dan paham akan bahaya flu burung. Dengan demikian, masyarakat akan menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya. Pengertian masyarakat akan bahaya flu burung diharapkan membuat tahu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi flu burung.


B. PADA MANUSIA

Secara umum cara pencegahan terkena flu tentunya tetap menjaga daya tahan tubuh, makan yang seimbang dan bergizi, istrahat teratur dan olahraga teratur. Sementara itu, sampai sekarang belum ada vaksin untuk menangkal virus flu burung pada manusia. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:

1. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)

a. Mencuci tangan dengan densifektan dan mandi sehabis bekerja.
b. hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
c. menggunakan alat pelindung diri, misalnya masker an pakaian kerja.
d. menggunakan pakaian kerja di tempat kerja.
e. membesihkan kotoran unggas setiap hari.

2. Masyarakat umum

a. Manjaga daya tahan tubuh dengan makanan seimbang dan bergizi, istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan.
b. Bila ada keluhan gangguan pernapasan dalam beberapa hari agar segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan terdekat.
c. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya) dan memasak daging ayam sampai suhu 80 derajat Celcius selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu 64 derajat Celcius selama 4,5 menit.

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:

a. Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri. Ini merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup.
b. Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur mentah perlu dapat perhatian.
c. Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat Celcius atau 80 derajat Celcius selama sedikitnya satu menit.
d. Pola hidup sehat, dalam hal ini adalah makanan yang bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga teratur.

Langkah-langkah lain yang yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus flu burung, yaitu:

a. Menjaga kebersihan linkungan dan membuang sampah setiap hari.
b. Berantas lalat dengan obat anti lalat.
c. Jauhi kontak langsung dengan ayam, bebek, dan hewan unggas lainnya.

d. Ajari anak-anak agar:
- Tidak menyentuh burung meski hanya bulu-bulunya.
- Untuk sementara jangan memelihara hewan dirumah.
- Segera mencuci tangan dengan sabun selesai berdekatan atau menyentuh hewan peliharaan atau hewan ternak.
- jangan tidur berdekatan dengan kandang unggas.

e. Jika secara tidak sengaja anda berada di wilayah yang terserang virus flu burung bahkan menyentuh hewan unggas atau berjalan di tanah yang mengandung kotoran hewan, segeralah cuci dengan sabun.

f. Jika memelihara unggas atau burung dalam rumah, sebaiknya cermati kesehatannya. Jika ada unggas yang mati, segera bakar dan kuburkan, agar tidak menimbulkan debu sewaktu menggali tanah, basahi dulu tanah tempat penguburan hewan. Setelah mengubur hewan, langsung bersihkan daerah di sekitarnya.

g. Bagi siapapun yang mempunyai gejala atau demam, sebaiknya segera memakai masker pada saat bersin atau batuk.
h. Sesudah memotong dan mempersiapkan ayam atau unggas untuk di masak, segeralah mencuci tangan dengan sabun.
i. Telur sebelum di masak perlu dicuci terlebih dahulu dengan sabun.


PENGOBATAN FLU BURUNG

Sampai saat ini penyakit flu burung belum ada obatnya. Penderita hanya akan diberikan obat untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit flu burung tersebut, seperti demam, batuk atau pusing. Pasien juga harus mendapat terapi suportif, makanan yang bergizi, bila perlu di infuse dan istirahat yang cukup, bila terdapat sesak napas dapat dilakukan oksigenasi.

Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus. Ada 2 jenis yang tersedia, yaitu kelompok M2 inhibitors, (amantadine dan rimantadine) serta kelompok neuramidinase inhibitors (oseltamivir dan zanimivir). Amantadine atau rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama, selama 3-5 hari, dengan dosis 5 mg/kg berat badan pasien perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg/hari. Sementara oseltamivir diberikan 75 mg, satu kali sehari selama 7 hari.

1 komentar:

  1. ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
    pin bb#58ab14f5

    BalasHapus