Minggu, 07 November 2010

DBD (Demam Berdarah Dengue)


A. PENGERTIAN PENYAKIT DBD

Penyakit DBD adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue dan terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian.

Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk A. aegypti, yang ditandai dengan demam tinggi 2-7 hari, perdarahan spontan bisa melalui hidung, gusi dan bawah kulit, nyeri ulu hati, buang air besar hitam dan terjadinya demam secara tiba-tiba.

PENYEBAB DBD

Virus dengue termasuk grup B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) merupakan virus RNA untai tunggal, genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali yaitu 35-45 m. Struktur antigen ke- 4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Variasi genetik yang berbeda pada ke- 4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga di dalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6-11,0% pada tingkat nukleotida dan 1,3-7,7% untuk tingkat protein. Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologik dan antigenitasnya.

Virus dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 sampai dengan NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1.

DHF sinonim dengan penyakit DBD. Sesuai dengan penyebabnya adalah virus dengue dan sampai saat ini terdapat 4 jenis (tipe) yang diistilahkan D1, D2, D3 dan D4 (Yatim F, 2004). Selain itu virus dengue termasuk dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arbovirosis), keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan bersifat termolabil yang disimpan lama dalam keadaan beku sampai -70°C. Darah penderita yang disimpan lama pada suhu 50°C masih mempunyai peluang untuk menular dalam beberapa hari. Penelitian di Indonesia menunjukkan dengue tipe 3 merupakan serotipe virus yang dominan yang menyebabkan kasus yang berat.

RESERVOIR

Virus dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang seperti monyet, simpanse, kelinci, marmut, mencit, tikus dan juga hamster serta serangga khususnya nyamuk. Binatang primata merupakan hospes alami virus. Viremia yang timbul biasanya lebih rendah dan lebih pendek masanya, pada manusia masa viremia 2-12 hari. Virus berkembang biak pada nyamuk dari genus Aedes. A. aegypti dan Aedes albopictus merupakan dua genus yang paling penting karena luasnya penyebaran nyamuk dan efisiensinya sebagai vektor.

DBD merupakan penyakit tropis dan virus penyebabnya bertahan dalam suatu siklus yang melibatkan manusia dan A. aegypti. A. aegypti adalah sejenis nyamuk rumah yang lebih senang menggigit manusia di siang hari. Dengue ditularkan oleh nyamuk A. aegypti betina, yang lebih menyukai untuk menyimpan telurnya di dalam wadah yang berisi air bersih dan terletak di sekitar habitat manusia.

PATOGENESIS DBD

Patogenesis DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS) masih merupakan masalah yang kontroversi. Dua teori yang umum dipakai dalam menjelaskan perubahan patogenesis pada DBD dan DSS yaitu teori Infeksi Sekunder (Secondary Heterologous Infection Theory) yang menyatakan bahwa secara tidak langsung pasien yang mengalami infeksi kedua kalinya dengan virus dengue serotipe yang heterolog, mempunyai risiko lebih besar untuk kemungkinan mendapatkkan DBD/DSS. Teori kedua menyatakan bahwa virus dengue seperti halnya semua virus binatang yang lain, secara genetik dapat berubah sebagai akibat dari tekanan pada seleksi sewaktu virus melakukan replikasi pada tubuh manusia maupun nyamuk. Disamping itu, terdapat beberapa strain virus yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan wabah lebih besar.

Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang mencolok, yaitu:

a. Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya shock. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-48 jam).
b. Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya perdarahan.

MANIFESTASI KLINIS DBD

Manifestasi klinis infeksi virus dengue pada manusia sangat bervariasi. Spektrum variasinya begitu luas, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, demam dengue, DBD hingga yang paling berat yaitu DSS. Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997, terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).

KRITERIA KLINIS DBD

Indikator penting DBD/SSD yang ditemukan melalui pengamatan klinis adalah:

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 1-7 hari.

b. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan:
- Uji tourniquet positif
- Petekia, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
- Hematemesis dan atau melena
- Hematuria
- Pembesaran hati (hepatomegali).
- Manifestasi shocklreniatan

Kriteria Laboratoris:
1. Trombositopeni (trombosit <100.000ml)
2. Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20%)

Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu:

Derajat I : Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif

Derajat II : Gejala-gejala derajat 1, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat

Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (<20 mmHg), hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab serta gelisah Derajat IV : Shock berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

PENULARAN DBD

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi dengue yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk A. aegypti. Nyamuk tersebut dapat menularkan kepada manusia baik secara langsung yaitu setelah orang yang sedang mengalami viremia maupun secara tidak langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari untuk menjadi sakit setelah virus berkembang biak di dalam tubuhnya. Pada nyamuk, sekali virus ini dapat masuk berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infeksi) sedangkan pada manusia, penularan hanya dapat terjadi pada saat tubuh dalam keadaan viremia yaitu antara 5-7 hari.

Secara epidemiologi, penularan DBD terjadi karena adanya interaksi antara host (manusia dan nyamuk penular), agent (virus) dan kondisi lingkungan yaitu:

a. Faktor manusia
Faktor manusia yang berhubungan dengan penularan DBD antara lain adalah: umur, suku, bangsa/ras, kerentanan, keadaan sosial ekonomi, kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk.

b. Faktor nyamuk penular
Nyamuk dewasa A. aegypti sebagai vektor utama DBD cenderung menggigit orang yang sedang beristrahat di dalam rumah. Tempat hidup yang lebih disukai oleh nyamuk ini adalah benda-benda dalam ruangan seperti pakaian tergantung dan horden berwarna agak gelap dan ruangan yang relatif lembab dengan intensitas cahaya rendah. Nyamuk ini menggigit orang pada siang hari dengan puncak gigitan di pagi hari antara pukul 08-00-10.00 dan pada sore hari antara pukul 16.00-18.00, Tempat berkembang biak nyamuk A. aegypti adalah wadah air buatan manusia yang terletak di dalam rumah maupun di luar rumah seperti; bak mandi, W.C. tempayan (tanah liat), drum, vas bunga, perangkap semut pada kaki meja makan, dan kaleng bekas yang menampung air hujan.

c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk A. aegypti antara lain kualitas permukaan, jarak antar rumah, pencahayaan, bentuk rumah, ketinggian tempat, curah hujan, iklim, temperatur, kepadatan nyamuk dan karakteristiknya.

MASA INKUBASI DBD

Masa inkubasi penyakit DBD berkisar antara 3-15 hari tetapi pada umumnya 5-8 hari. Dimulai dengan demam tinggi yang tiba-tiba, menggigil, sakit yang menyeluruh pada otot, sendi dan punggung. Masa kritis mulai menurun pada hari ke-5 atau ke-6 sesudah demam. Pada hari ke-3 atau hari ke-5 timbul bercak merah, pertama pada dada, pinggul, dan perut kemudian menyebar ke lengan, kaki dan muka. Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit akut yang ditandai dengan panas mendadak selama 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas disertai perdarahan dan kesadaran menurun.

Berdasarkan standar WHO 1997, sedikitnya ada empat gejala yang menandai kejangkitan demam berdarah. Pertama, ada gejala demam cukup tinggi bahkan mencapai 40°C terjadi secara mendadak dan berlangsung antara 2-7 hari. Kedua, mudah berdarah, mulai paling ringan seperti penampakan berupa bintik-bintik darah setelah dilakukan tes hingga perdarahan hebat seperti batuk darah, mimisan hingga perdarahan di gusi. Gejala ketiga adalah jika dilakukan pemeriksaan darah, trombosit rendah. Sementara itu, gejala keempat adalah terjadi kebocoran pembuluh darah dan merembes ke mana-mana sehingga bisa menyebabkan shok.

1 komentar:

  1. ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
    pin bb#58ab14f5

    BalasHapus