Selasa, 10 Mei 2011

Pengobatan Diabetes Mellitus


Penderita diabetes dapat mengalami sakit yang tidak berhubungan dengan diabetesnya. Penyaki-penyakit ringan seperti flu atau diare dapat berpengaruh lebih buruk bagi penderita diabetes. Tujuan utama dari pengobatan diabetes melitus adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran normal, maka kemungkinan terjadiya komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin berkurang. Apabila terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berupa terapi obat berupa obat hipoglikemik oral, terapi insulin maupun kombinasi keduanya.

A. TERAPI INSULIN

Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau langerhans kelenjar pankreas. Insulin menstimulasi pamasukan asam amini kedalam sel dan kemukian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi.insulin dapat digolongkan menjadi insuslin endogen dan insulin eksogen. Insulin endogen merupakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedangkan insulin eksogen merupakan insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.

Pengobatan dengan terapi insulin mutlak diberikan untuk penderita diabetes tipe 1 karena pangkreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pada diabetes tipe 2 kadang dengan diet dan olah raga saja glukosa darah bisa menjadi normal, namun umumnya perlu minum obat anti diabetes secara oral, tetapi keadaan tertentu Diabetes tipe 2 memerlukan suntikan insulin juga jika terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar yang diikuti gatal-gatal dan kulit kemerah-merahan. Suntikan insulin bahkan sering menyebabkan endapan lemak (kulit tampak berbenjol-benjol) atau mErusak lemak (kulit berlekuk-lekuk).

B. TERAPI OBAT HIPOGLOKEMIK ORAL (OHO)

Obat tablet disebut sebagai oral anti diabetes (OAD) atau oral Hypoglycemic Agents (OHA). Hingga kini dikenal ada lima macam OAD yang dipasaran, masing-masing mempunyai susunan kimia yang berbeda dan cara mneurunkan glukosa yang berlainan. Ada yang meransang pangkreas untuk mermproduksi insulin lebih banyak, mengurangi resistensi terhadap insulin dan menghambat penyerapan karbohidrat dari usus.

1. Sulfonylurea Sulfonylurea adalah tablet OAD yang paling banyak digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah, obat ini meransang sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, sehingga obat ini hanya bisa dipake pada diabetes melitus tipe II. Golongan obat sulfonylurea yang banyak dipake adalah glimeperide, glibenclamide, dan glipizide. Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglekemia, terutama dalam penggaunaanya 3-4 bulan pertama pengobatan. Apabila terjadi gangguan fungsi ginjal dan hati maka perlu diperhatikan dosisnya, karena lebih mudah timbulnya hipoglekemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan kadar glukosa darah.

2. Biguanides. Obat ini bekerja memperbaiki insulin dalam tubuh dengan cara mengurangi resistensi insulin. Pada diabetes tipe II terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal. Biguanides menghambat proses ini sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun. Obat ini jarang sekali menyebabkan hipoglikemia. Salah satu contoh golongan obat yang beredar dipasaran adalah metformin.

3. Inhibisi alfa glikosidase. Obat golongan ini bekerja diusus, menghambat enzim disaluran cerna sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat diusus menjadi berkurang, sehingga penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik. Bila diminum bersamaan dengan suntikan insulin atau tablet sulfonylurea, kadang dapat menyebabkan hipoglikemia. Golongan dari obat ini dikenal dengan acarbose (glucobay) dan miglitol.

4. Meglitindes. Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan dalam waktu singkat. Sehubungan dengan pelepasan secara cepat maka obat ini harus diminum bersamaan dengan makanan. Golongan obat ini adalah Repaglinide (Novonorm) dan Nateglinide (Starlix). Obat ini tidak menyebabkan hipoglikemia, karena efek ransangan pelepasan insulin yang cepat hanya terjadi saan glukosa darah tinggi saja.

5. Thiazolinediones. Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe II dengan resistensi insulin, karena bekerja meransang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Selain itu juga menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Golongan obat ini Pioglitazone (Actos) dan Rosiglitazone (Avandia). Obat ini baik sekali diserap bila diminum bersamaan dengan makanan dan tidak menyebabkan hipoglikemia.

Namun sejauh ini pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) sering kali menimbulkan efek samping bagi penderita seperti ketergantungan terhadap obat hipoglikemik yang disertai dengan peningkatan dosis apabila tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mual, diare, sakit perut, sakit kepala, dan sebagainya akan terjadi, Oleh karena itu, untuk menanggulangi hal tersebut dicarikan pengobatan cara lain dengan memanfaatkan tumbuh- tumbuhan yang dapat mengobati diabetes mellitus salah satunya Syzygium polyanthum (Salam)

ACHMAD AMRULLAH
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO

2 komentar:

  1. ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
    pin bb#58ab14f5

    BalasHapus
  2. ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
    pin bb#58ab14f5

    BalasHapus